Harga Ayam Gepuk dan Ayam Penyet Naik, Netizen Malaysia Ramai-ramai Protes di Media Sosial
Harga ayam gepuk dan ayam penyet menjadi topik hangat di media sosial Malaysia setelah banyak pengguna internet mengeluhkan lonjakan harga dua menu popular tersebut. Dalam beberapa hari terakhir, warganet melontarkan protes di platform X, Facebook, hingga TikTok, menyebut bahwa kenaikan harga makanan itu sudah semakin membebani masyarakat, terutama kalangan mahasiswa dan pekerja berpendapatan rendah.
Fenomena lonjakan harga ayam gepuk dan ayam penyet ini bukan hanya terjadi di satu atau dua kawasan, tetapi dilaporkan semakin meluas di kota-kota besar seperti Kuala Lumpur, Johor Bahru, Penang dan Selangor. Banyak konsumen mengaku terkejut ketika harga satu porsi ayam gepuk atau ayam penyet yang sebelumnya rata-rata dijual RM9–RM12 kini naik menjadi RM13–RM18, bahkan ada yang mencecah RM20.
H2: Netizen Malaysia Keluhkan Harga Ayam Gepuk dan Ayam Penyet yang Makin Melonjak

Keluhan konsumen mulai viral ketika beberapa pengguna platform X membagikan foto dan resit pembelian makanan yang menunjukkan peningkatan harga yang cukup signifikan. Banyak dari mereka mempertanyakan penyebab kenaikan harga yang terjadi secara serentak.
Seorang pengguna X menulis bahwa ia sebelumnya sering membeli ayam penyet di kedai berdekatan kampusnya dengan harga RM10.90, tetapi kini harganya naik menjadi RM15.60. Menurutnya, kenaikan tersebut terlalu tinggi untuk mahasiswa yang bergantung pada anggaran ketat setiap hari.
Tidak sedikit pula warganet yang membandingkan harga menu makanan lain yang dinilai masih stabil, sehingga mereka mempertanyakan mengapa harga ayam gepuk dan ayam penyet yang berbahan dasar ayam—komponen yang seharusnya disubsidi—justru semakin mahal.
H2: Pedagang Jelaskan Faktor Penyebab Kenaikan Harga
Para pedagang dan pemilik restoran yang menjual ayam gepuk dan ayam penyet turut memberikan tanggapan atas kritik publik. Mereka menyebutkan beberapa faktor utama yang menyebabkan kenaikan harga, antara lain:
H3: 1. Harga Bahan Mentah Ayam yang Berubah-ubah
Meskipun pemerintah mengumumkan langkah stabilisasi harga ayam, pedagang mengaku bahwa pasokan ayam segar di pasar borong masih mengalami fluktuasi. Perubahan harga yang tidak menentu memaksa mereka menyesuaikan harga jual untuk mengelakkan kerugian.
H3: 2. Kenaikan Kos Operasi Harian
Biaya sewa kedai, gaji pekerja, minyak masak, sambal, dan bahan rempah turut meningkat. Para pedagang menegaskan bahawa mereka tidak menaikkan harga sesuka hati, tetapi terpaksa melakukannya demi menutup biaya operasional yang terus meroket.
H3: 3. Pengaruh Permintaan yang Tinggi
Menu seperti ayam gepuk dan ayam penyet menjadi antara pilihan paling popular, terutama di kalangan anak muda. Permintaan yang tinggi menyebabkan beberapa peniaga mengambil kesempatan menaikkan harga, meski langkah itu menuai kritikan.
H2: Pemerhati Ekonomi Beri Analisis Soal Harga Ayam Gepuk dan Ayam Penyet

Sejumlah pakar ekonomi dan analis sektor makanan turut memberikan pendapat mengenai isu ini. Mereka menyatakan bahwa kenaikan harga ayam gepuk dan ayam penyet merupakan refleksi dari tren inflasi makanan yang sedang dialami Malaysia sejak dua tahun terakhir.
Menurut analisis, kenaikan kos import bahan komoditi seperti minyak masak, cili kering, dan bawang merah turut memberi impak besar kepada industri makanan. Selain itu, perubahan harga ayam di pasaran borong yang terjadi hampir setiap bulan membuat pedagang kesulitan menetapkan harga stabil.
Para analis mendesak agar pemerintah melakukan pengawasan lebih ketat terhadap penjual yang menaikkan harga melebihi kadar yang wajar, terutama untuk makanan yang sangat diminati masyarakat.
H2: Konsumen Cari Alternatif Lebih Murah
Akibat kenaikan harga ayam gepuk dan ayam penyet, beberapa konsumen mulai mencari alternatif makanan lain yang dianggap lebih murah. Sebagian mahasiswa mengaku kini lebih memilih menu nasi bujang, nasi lemak, atau makanan gerai pasar malam yang harganya lebih ramah di kantong.
Beberapa aplikasi makanan online juga mencatat penurunan pesanan untuk menu ayam penyet dan ayam gepuk dalam beberapa minggu terakhir, walaupun belum berada pada tahap signifikan. Namun, tren itu menunjukkan bahwa perubahan harga dapat memengaruhi perilaku konsumen.
H2: Pedagang Minta Konsumen Memahami Situasi
Sementara itu, sejumlah pemilik kedai berharap masyarakat memahami kondisi yang sedang mereka hadapi. Menurut mereka, jika harga tidak dinaikkan, usaha kecil yang menjual ayam gepuk atau ayam penyet bisa gulung tikar.
Meski demikian, mereka berjanji untuk tetap menjaga kualitas dan porsi makanan agar konsumen tidak merasa tertipu meskipun harga naik.
H2: Pemerintah Diminta Ambil Langkah Tegas
Netizen menuntut pemerintah meninjau kembali kebijakan harga ayam dan memastikan pedagang tidak mengambil kesempatan menaikkan harga secara berlebihan. Banyak warganet berharap adanya pengumuman atau tindakan tegas dalam waktu dekat untuk menstabilkan harga menu harian yang sangat popular tersebut.
Di sisi lain, pemerintah mengisyaratkan bahwa mereka sedang mengkaji langkah-langkah terbaru untuk memastikan pasokan ayam tetap stabil dan harga makanan siap saji tidak naik terlalu drastis.
Baca juga : Bangkok Kota Kuliner Terbaik Asia 2025: 7 Fakta Menarik dari World Culinary Awards
Kesimpulan
Kenaikan harga ayam gepuk dan ayam penyet telah memicu reaksi besar dari masyarakat Malaysia, terutama pengguna media sosial. Meskipun pedagang memiliki alasan yang kuat terkait kos operasional dan harga bahan mentah, konsumen tetap berharap agar kenaikan harga tidak terlalu membebani mereka. Polemik ini kemungkinan masih berlangsung hingga pemerintah merumuskan solusi yang lebih komprehensif untuk mengendalikan inflasi makanan di negara tersebut.




Leave a Reply